Injeksi Vinkristin Sulfat


Vincristine Sulfate Injection

 

Injeksi Vinkristin Sulfat adalah larutan steril  vinkristin sulfat dalam air untuk injeksi. Mengandung Vinkristin Sulfat, C46H56N4O10.H2SO4, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. [Catatan Hati-hati dalam penanganan injeksi vinkristin sulfat, karena berpotensi sitotoksik]

 

Baku pembanding Vinkristin Sulfat BPFI, Vinkristin Sulfat BPFI (untuk penetapan kadar); Simpan ampul yang belum dibuka di tempat dingin. Setelah ampul dibuka, diamkan selama 30 menit untuk disamakan dengan kelembapan ruang sebelum ditimbang. Panaskan zat dengan cara Analisis Termogravimetri seperti tertera pada Analisis Termal <741>, mengunakan 10 mg zat, pada suhu antara suhu ruang dan 200°, kenaikan suhu 5° per menit dengan aliran gas nitrogen P 40 mL per menit. Dari termogram yang diperoleh, tetapkan jumlah susut bobot antara suhu ruang dan satu titik pada plato sebelum terjadi penguraian (pada suhu lebih kurang 160º). Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya, ditempat dingin. Vinblastin Sulfat BPFI; [Catatan Tidak diperlukan penetapan susut pengeringan.]. Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi]. Rekonstitusi seluruh isi, simpan larutan dalam lemari pendingin dan gunakan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dalam lemari pembeku.

 

 

Identifikasi

    A. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi secara kromatografi lapis tipis <281>.

     Fase gerak Buat campuran eter P segar-metanol P-larutan metilamin (2 dalam 5) (19:2:1).

    Penjerap Campuran silika gel P setebal 0,25 mm. Untuk meningkatkan sensitifitas lempeng kromatografi; sebelum digunakan eluasi lempeng dengan metanol P, angkat lempeng dan biarkan metanol menguap selama tidak lebih dari 2 jam.

    Penampak bercak Larutkan 2,0 g seriamonium sulfat P dalam 100 mL air dengan pemanasan dan pengadukan. Tambahkan perlahan 100 mL asam fosfat P, saring jika perlu. 

    Larutan baku Buat larutan Vinkristin Sulfat BPFI dengan kadar 10 mg per mL dalam campuran diklormetan P dan metanol P (3:1).

    Larutan uji Masukkan sejumlah volume injeksi setara dengan 2 mg vinkristin sulfat ke tabung sentrifuga ukuran kecil. Terhadap tiap mL larutan, tambahkan 1 tetes amonium hidroksida P, tambahkan 0,2 mL diklormetan P. Tutup tabung sentrifuga, kocok kuat selama tidak kurang dari 1 menit dan sentrifugasi selama 1 menit. Ambil lapisan diklormetan dengan hati-hati dan masukkan ke dalam vial kecil bertutup.

    Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 20 mL Larutan uji dan Larutan baku pada lempeng kromatografi dengan jarak 2,5 cm dari batas bawah lempeng, biarkan hingga kering. Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi belum jenuh, bagian dalam bejana dilapis kertas saring pada sisi samping dan belakang. Kedalaman Fase gerak dalam bejana kromatografi adalah 2 cm. Biarkan eluen merambat hingga lebih kurang 15 cm dari titik penotolan (lebih kurang 80 menit). Angkat lempeng, tandai batas rambat dan biarkan fase gerak menguap pada suhu ruang. Panaskan lempeng di atas tangas uap selama 15 menit, angkat lempeng dan semprot lempeng dalam kondisi panas dengan Penampak bercak. Lanjutkan pemanasan lempeng selama 15 menit untuk menstabilkan bercak. Amati bercak: harga Rbercak utama Larutan uji sesuai dengan Larutan baku.

    B. Waktu retensi puncak utama kromatogram dari Larutan uji sesuai dengan Larutan baku yang diperoleh pada Penetapan kadar.

 

Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 62,5 unit Endotoksin FI per mg vinkristin sulfat.

 

Sterilitas <71> Memenuhi syarat.

 

pH <1071> Antara 3,5 dan 5,5.

 

Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.

 

Cemaran organik Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan A Buat campuran dietilamin P-air (3:197). Atur pH hingga 7,5 dengan penambahan asam fosfat P. Saring dan awaudarakan.

   Larutan B Gunakan metanol P dan awaudarakan.

   Larutan C Buat pengenceran pengawet injeksi seperti yang tertera pada etiket.

   Fase gerak Gunakan variasi campuran Larutan A dan Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi.

    Larutan uji A Encerkan sejumlah volume injeksi dalam air hingga kadar 1 mg per mL.

    Larutan uji B Encerkan Larutan uji A dalam air hingga kadar 0,04 mg per mL.

    Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar, kecuali laju alir 2 mL per menit. Kromatograf diprogram sebagai berikut:

 

Waktu (menit)

Larutan A (%)

Larutan B

(%)

0

38

62

12

38

62

27

8

92

29

38

62

34

38

62

 

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 200 mL) Larutan C,  Larutan uji A dan Larutan uji B ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur semua respons puncak. Penyuntikan Larutan C untuk identifikasi puncak pengawet. Abaikan tiap puncak pada waktu retensi tersebut untuk menghitung masing-masing cemaran dan total cemaran. Hitung persentase masing-masing cemaran dalam injeksi yang digunakan dengan rumus:

 

 

rUA adalah respons puncak dari masing-masing cemaran yang muncul sesudah puncak pelarut dari Larutan uji A dan rUB adalah respons puncak vinkristin dari Larutan uji B.

Hitung persentase total cemaran dalam injeksi yang digunakan dengan rumus:

 

 

Masing-masing cemaran dan total cemaran tidak lebih dari batas yang tertera pada Tabel.

 

Tabel

Nama

Waktu retensi relatif

Batas

(%)

Vinkristin

1,0

-

N-Desformilvinkristin

1,4

3,0

Cemaran lain

-

2,0

Total cemaran

-

6,0

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan A Buat campuran dietilamin P-air (1:59). Atur pH hingga 7,5 dengan penambahan asam fosfat P.

    Fase gerak  Buat campuran metanol P- Larutan A (7:3), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan baku Buat larutan Vinkristin Sulfat BPFI atau Vinkristin Sulfat BPFI (untuk penetapan kadar) dengan kadar 1,2 mg per mL dalam air.

    Larutan kesesuaian sistem Timbang sejumlah Vinblastin Sulfat BPFI, larutkan dan encerkan dengan Larutan baku  hingga kadar lebih kurang 1 mg per mL.     

    Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi, encerkan dengan air hingga kadar lebih kurang 1,0 mg per mL.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 297 nm, prekolom berisi bahan pengisi silika gel berpori, kolom penyangga 2-5 cm berisi bahan pengisi L1 dan kolom analisis 4,6 mm × 25 cm berisi bahan pengisi L7. Laju alir lebih kurang 1,5 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak vinkristin sulfat dan vinblastin sulfat tidak kurang dari 4,0. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 10 µL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung persentase vinkristin sulfat, C46H56N4O10.H2SO4, dalam injeksi dengan rumus:

 

 

rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak vinkristin dari Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar Vinkristin Sulfat BPFI dalam mg per mL Larutan baku; CU adalah kadar vinkristin sulfat dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan jumlah yang tertera pada etiket.

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal atau ganda sebaiknya dari kaca tipe 1, terlindung dari cahaya, di lemari pendingin.

 

Penandaan Pada etiket dicantumkan: “Hanya digunakan untuk intravena, fatal jika digunakan dengan rute lain”. Jika mengandung lebih dari 2 mg, harus dinyatakan sebagai kemasan ruahan farmasi seperti tertera pada Injeksi. Pada etiket dicantumkan bahwa obat hanya diberikan dalam wadah yang disertakan dalam kemasan. Jika dikemas dalam kemasan ruahan farmasi tidak berlaku persyaratan Injeksi bahwa injeksi yang telah dikonstitusi hanya dapat dipenetrasi sekali dengan alat steril yang sesuai karena telah mengandung zat atau campuran yang sesuai untuk mencegah pertumbuhan mikroba.

Jika untuk dispensing, wadah atau siring (disertakan dalam tiap kemasan untuk diberikan kepada pasien) dicantumkan penandaan pada kemasan: “Tutup tidak boleh dibuka sampai pada saat injeksi diberikan.”