Tramadol Hidroklorida


Tramadol Hydrochloride

 

 

(±)-cis-2-[(dimetilamino)metil]-1-(3-metoksifenil) siklo-heksanol hidroklorida[36282-47-0]

C16H25NO2.HCl                                          BM  299,84

 

Tramadol Hidroklorida mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C16H25NO2.HCl dihitung terhadap zat anhidrat.

 

Pemerian Serbuk kristal, putih. Sangat mudah larut dalam air dan dalam metanol; sangat tidak larut dalam aseton.

 

Baku pembanding Tramadol Hidroklorida BPFI, Senyawa sejenis A Tramadol BPFI, Senyawa sejenis B Tramadol BPFI.

 

Identifikasi

    A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Tramadol Hidroklorida BPFI.

    B. Larutan dalam air (1:100) menunjukkan reaksi Klorida cara A, B dan C seperti tertera pada Uji identifikasi umum <291>.

 

Keasaman Larutkan 500 mg zat dalam air dan encerkan hingga 10 mL. Tambahkan 0,2 mL merah metil LP dan 0,2 mL asam hidroklorida 0,01 N LV dan titrasi dengan natrium hidroksida 0,01 N LV: diperlukan tidak lebih dari 0,4 mL natrium hidroksida 0,01 N untuk membentuk warna kuning.

 

Air <1031> Metode Ia  Tidak lebih dari 0,5%.

 

Sisa pemijaran <301>  Tidak lebih dari 0,1%.

 

Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 20 bpj.

 

Klorida Tidak kurang dari 11,6% dan tidak lebih dari 12,1%; timbang saksama 150 mg zat, larutkan dalam 40 mL air, tambahkan dengan pengadukan 7,5 mL asam nitrat 4 N dan 15,0 mL perak nitrat 0,1 N dan titrasi dengan amonium tiosianat 0,1 N LV, tentukan titik akhir secara potensiometrik, menggunakan sistem elektroda kaca-perak.

 

Tiap mL amonium tiosianat 0,1 N

setara dengan 3,545 mg klorida.

 

2-(dimetilaminometil)-1-sikloheksanon hidroklorida Tidak lebih dari 0,1%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Fase gerak Buat campuran toluen P-isopropil-alkohol P-amonia P 25% dalam air (80:19:1).

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah 2-(dimetilaminometil)-1-sikloheksanon hidroklorida BPFI, larutkan dan encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan metanol P hingga kadar lebih kurang 0,05 mg per mL.

    Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 500 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur 10-mL, larutkan dan encerkan dengan metanol P sampai tanda. 

    Larutan natrium nitrit  Timbang saksama lebih kurang 2,5 g natrium nitrit P, larutkan dalam 50 mL air.

    Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 10 µL Larutan uji dan Larutan baku pada lempeng kromatografi yang dilapisi dengan campuran silika gel P setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng dalam bejana yang telah dijenuhkan dengan Fase gerak, biarkan merambat sampai 10 cm di atas garis penotolan. Angkat lempeng, tandai batas rambat, semprot dengan Dragendorff LP, dan keringkan di udara selama 5 menit. Semprot lempeng yang telah kering dengan Larutan natrium nitrit sampai terlihat bercak 2 (dimetilaminometil)-1-siklo heksanon hidroklorida dari Larutan baku. Bercak lain pada kromatogram Larutan uji yang sesuai dengan 2 (dimetilaminometil)-1-siklo heksanon hidroklorida, tidak lebih intensif dari bercak pada kromatogram Larutan baku.

 

Cemaran organik Senyawa sejenis A tramadol tidak lebih dari 0,2%; Masing-masing cemaran selain senyawa sejenis A tramadol tidak lebih dari 0,1% dan total cemaran tidak lebih dari 0,4%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Fase gerak, Larutan kesesuaian sistem, Larutan uji dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar.          

    Prosedur Suntikkan sejumlah volume (lebih kurang 20 mL) Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur semua respons puncak. Hitung persentase masing-masing cemaran dalam zat dengan rumus:

 

 

ri adalah respons puncak masing-masing cemaran dan rS adalah jumlah semua respons puncak.

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan asam trifluoroasetat Larutkan 0,5 mL asam trifluoroasetat P dalam 1000 mL air.

    Fase gerak Buat campuran Larutan asam trifluoroasetat P-asetonitril P (700:300). Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan kesesuaian sistem Larutkan sejumlah Tramadol Hidroklorida BPFI dan Senyawa Sejenis A Tramadol Hidroklorida BPFI dalam Fase gerak hingga kadar masing-masing lebih kurang 0,05 mg per mL.

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah Tramadol Hidroklorida BPFI, larutkan dan encerkan secara kuantitatif dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang 1,5 mg per mL.

    Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 150 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-mL, larutkan dan encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. 

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 270  nm dan kolom 4,6 mm x 25 cm, berisi bahan pengisi L1, dengan ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang 1 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem dan rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif senyawa sejenis A tramadol dan tramadol berturut-turut lebih kurang 0,9 dan 1,0; resolusi, R, antara puncak senyawa sejenis A tramadol dan tramadol tidak kurang dari 2,0; dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari  2,0%.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 mL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg  tramadol hidroklorida, C16H25NO2.HCl, dalam zat yang digunakan dengan rumus:

 

 

C adalah kadar Tramadol hidroklorida BPFI dalam mg per mL Larutan baku rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat dan simpan pada suhu ruang terkendali.